Npm : 58212356
Kelompok : II
Kelas : 1DF01
Dosen
: Ririn Yulianti
Pengertian
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK)disuatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Sejarah
Konsep pendapatan nasional pertama kali
dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun
1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama
setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi
modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah
satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross
National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar
pada suatu negara.
Perhitungan
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
·
Pendekatan pendapatan, dengan cara
menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima
rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai
imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
·
Pendekatan produksi, dengan cara
menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari
bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa dan niaga selama satu
periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah
nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi).
·
Pendekatan pengeluaran, dengan cara
menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh
empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan
selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (
)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB
riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007
adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun
2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional
juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah
struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa
Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan
negara industri, Singapuratermasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan
sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk
menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan
nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa,
dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau
antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Arus Perputaran Siklus Ekonomi
(circular flow diagram)
Kegiatan
perekonomian suatu negara dan pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat dalam
perekonomian tersebut dapat dilihat dari circular flow diagram di bawah ini.
1.Kegiatan Ekonomi Dua Sektor
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan.
a.Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem
1.Kegiatan Ekonomi Dua Sektor
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan.
a.Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem
Dalam
corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal ini
rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam
masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak
pada Gambar berikut :
Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.
b.Corak Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima
pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan
ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi,
yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.
2.Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor
Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi
yang terlibat selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga
peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan perekonomian.
3.Kegiatan Ekonomi Empat Sektor
Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian
terbuka karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di
dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri.
Sifat- Sifat Produk Nasional Bruto
1. PNB adalah ukuran moneter
PNB
tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya
perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat
dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi
disamping menyangkut perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang
yang digunakan tidak sama besarnya.
2. PNB hanya memperhitungkan
barang-barang dan jasa akhir saja
Barang
dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi
beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh rumah tangga
inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung digunakan sendiri.
Untuk menghindari sesuatu produk dihitung lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB
dipakai cara perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
Nilai
tambah adalah nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan
terdiri dari penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan
jasanya dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk
membeli barang dan jasa perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian
jelaslah bahwa PNB dapat juga dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah
tangga perusahaan yang beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu,
biasanya dalam satu tahun.
3. PNB tidak menghitung nilai
transaksi yang terjadi di pasar (oganized
market)
· Transaksi yang semata-mata menyangkut uang (andil,
obligasi dll)
· Transaksi barang bekas
· Kualitas produk
· Waktu luang
· Ongkos perusakan ekosistem.
Pendapatan
Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu negara selama satu tahun.
Konsep
Pendapatan Nasional
- Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk
domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
- Produk
Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP –
Produk netto terhadap luar negeri
- Produk
Nasional Neto (NNP)
Produk
Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat
dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP –
Penyusutan
- Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
NNI = NNP –
Pajak tidak langsung
- Pendapatan
Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat,
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja
tersebut tidak lagi bekerja).
PI = (NNI +
transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )
- Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable incomeini
diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak
langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI
= PI – Pajak langsung
Tujuan
mempelajari pendapatan nasional
- Untuk mengetahui tingkat
kemakmuran suatu Negara
- Untuk memperoleh taksiran yang
akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
- Untuk membantu membuat rencana
pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
- Manfaat mempelajari pendapatan
nasional
- Mengetahui
tentang struktur perekonomian suatu Negara
- Dapat
membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau
antar propinsi
- Dapat
membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
- Dapat
membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
- Perhitungan
Pendapatan Nasional
- Metode Produksi
Pendapatan
nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Distribusi
pendapatan menurut para ahli ekonomi dapat dibedakan antara lain :
1. Distribusi
Pendapatan Perseorangan
Distribusi pendapatan
perseorangan menunjukkan distribusi pendapatan yang diterima oleh individu-
individu dalam masyarakat.
2. Distribusi
Pendapatan Fungsional
Distribusi Pendapatan
Fungsional menjelaskan proporsi dari pendapatan yang diterima oleh tiap faktor
produksi.
a. Pendapatan karena hasil kerja berupa upah/ gaji dan besarnya tergantung tingkat produktivitas.
b. Pendapatan dari sumber lain seperti ewa,
laba, royalti, bunga, hadiah/ warisan.
KONSEP-KONSEP
PENDAPATAN NASIONAL
Berikut
adalah beberapa konsep pendapatan nasional:
1.
Produk Domestik Bruto
(GDP)
Produk domestik bruto
(Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
2.
Produk Nasional Bruto
(GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3.
Produk Nasional Neto
(NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
4. Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan dan pajak hadiah.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan dan pajak hadiah.
5. Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
6. Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak.
PERMASALAHAN DASAR EKONOMI
Ekonomi merupakan
studi tentang manusia, dimana terjadi pertentangan antara kebutuhan dan
keinginan manusia yang sifatnya tidak terbatas berbenturan dengan kapasitas
sumber daya yang terbatas. Oleh karenanya ekonomi hadir tentang bagaimana
menggunakan atau mengalokasikan sumber-sumber daya ekonomi yang terbatas
jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Sehingga yang
menjadi masalah pokok dalam suatu sistem ekonomi adalah masalah kelangkaan
(scarcity). Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan,
pakaian, keamanan, kebutuhan sosial serta kebutuhan individu akan pengetahuan
dan suatu keinginan untuk mengekspresikan diri. Sementara keinginan adalah
bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian
individual. Manusia mempunyai keinginan yang nyaris tanpa batas tetapi sumber
dayanya terbatas. Jadi mereka akan memilih produk yang memberi nilai dan
kepuasan paling tinggi untuk uang yang dimilikinya. Dengan keinginan dan sumber
daya yang dimiliki manusia akan menciptakan permintaan akan produk dengan
manfaat yang paling memuaskan.
Kelemahan
Mekanisme Pasar
1. Kebebasan yang tidak
terbatas menindas golongan-golongan tertentu
Kebebasan dalam
melakukan kegiatan ekonomi yang tidak ada batasnya dapat merugikan golongan
yang lemah dan kaum minoritas.
2. Kegiatan ekonomi
sangat tidak stabil keadaannya
Mekanisme pasar yang
bebas menyebabkan perekonomian selalu mengalami kegiatan naik nurun yang tidak
teratur.
3. Sistem pasar dapat
dapat menimbulkan monopoli
Tidak selalu mekanisme
pasar itu merupakan suatu sistem pasar persaingan sempurna dimana harga dan
jumlah barang yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan pembeli dan
penawaran penjual yang banyak jumlahnya.
4. Mekanisme pasar
tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien
Masyarakat, secara
bersama-sama, memerlukan beberapa jasa-jasa tertentu seperti jalan raya untuk
mempertinggi efisiensi lalu lintas, angkatan bersenjata dan polisi untuk
keamanan dan ketertiban. Jasa-jasa seperti itu tidak dapat disediakan oleh
mekanisme pasar secra efisien. Untuk dapat menyediakan jasa-jasa itu dengan
baik diperlukan campur tangan pemerintah.
5. Kegiatan konsumen
dan produsen mingkin menimbulkan ”Eksternalitas” yang merugikan
Yang dimaksudkan dengan
eksternalitas adalah akibat sampingan (buruk atua baik) yang ditimbulkan oleh
kegiatan mengkonsumsi atau memproduksi.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan
Moneter adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau Bank Central yang berhubungan dengan jumlah uang yang
beredar dan tingkat suku bunga. Di dalam kebijakan moneter hal yang biasa
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu adalah menahan inflasi, dan mendorong
usaha pembangunan nasional.
-
Kebijakan moneter langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan
dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan.
-
Kebijakan moneter tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan
instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
-
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation).
Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities
-
Fasilitas Diskonto (Discount Rate).
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah
uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.
-
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio).
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah
uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan pada pemerintah.
-
Himbauan Moral (Moral Persuasion).
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku
ekonomi.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan
Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada
pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah (APBN dan Pajak).
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
-
Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran
defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik
digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
-
Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran
surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.
-
Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran
berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan
pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
-
Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
-
Pola persebaran sumber daya
-
Distribusi pendapatan
Ada analisis yang dipakai dalam kebijakan
fiskal
-
Analisis kebijaksanaan fiskal dalam sistem perpajakan yang sederhana
Dengan
adanya tindakan fiskal pemerintah, pengeluaran masyarakata untuk konsumsi tidak
lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, akan
tetapi oleh tinggi rendahnya pendapatan yang siap untuk di belanjakan atau
disposable income
-
Analisis kebijaksanaan fiskal dalam sistem perpajakan yang Built-in
Flexible
Yang
dimaksud dengan sistem perpajakan yang built-in flexible adalah sistem
pemungutan pajak pendapatan, maksudnya adalah
untuk meratakan distribusi pendapatan agar tidak terjadi ketegangan –
ketegangan social. Dikatakan flexible karena mengikuti pendapatan, apabila
pendapatan besar maka jumlah pajak yang di bayar besar dan begitu sebaliknya.
MASALAH DASAR
EKONOMI RAPBN
Pemerintah
telah mengajukan RAPBN 2013 sebagai
salah satu instrument vital pembangunan nasional. Namun konsep RAPBN ini
dinilai hanya melanjutkan desain APBN sebelumnya sehingga pola dan kerangka
penyusunan APBN yang selama ini telah disusun oleh pemerintah dan terdapat
banyak perrsoalan yang layak untuk disikapi.
Ada
enam pokok persoalan yang menjadi kelemahan pemerintah :
1. RAPBN
selalu di desain defisit sehingga member kesempatan adanya inefesiensi dan
praktik koruptif.
2. Desain
RAPBN hanya dipahami sebagai proses teknokratis untuk mengalokasikan sumber
daya ekonomi (anggaran), tetapi RAPBN tidak dimengerti juga sebagai instrumen
ideologis untuk mendekatkan tujuan bernegara sebagai amanat konstitusi.
3. Asumsi
ekonomi makro yang disusun hanya mendasawarsakan kepada tujuan sempit tetapi
mengabaikan semangat keadilan sosial, seperti aspek ketimpangan pendapatan.
4. Sasaran
anggaran tidak mencerminkan permasalahan dan kontekstualisasi dasar pembangunan
nasional. Buktinya, alokasi anggaran ke sector pertanian dan industry tergolong
kecil pdahal sebagian tenaga kerja berada pada sektor tersebut.
5. Amanah
UU tidak semuanya dijalankan dengan baik. Sebagai contoh, alokasi anggaran
kesehatan diharuskan minimal 5 persen dari APBN, namun selama inimendapatkan
porsi kurang dari 2 persen.
6. Penerimaan
Negara dihitung sangat rendah, baik yang bersumber dari pajak maupun Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) sehingga membuka peluang terjadinya korupsi
penerimaan Negara seperti yang terus berulang selama ini.
Untuk
itu pemerintah diharapkan dapat merubah desain APBN yang sesuai dengan
permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indonesia. Bahkan pemerintah diminta
untuk meningkatkan potensi penerimaan negara dari sektor SDA dengann cara
mendorong langkah perbaikan untuk membenahi tata kelola SDA dan melakukan
renegosiasi kontrak bagi hasil maupun royalty dari sektor migas dan
pertambangan umum.
PELAKSANAAN RAPBN
Uraian
berikut ini akan menjelaskan tentang cara-cara penyusunan APBN serta
pelaksanaannya dan pengawasannya.
a. Asas
Penyusunan APBN
Asas penyusunan APBN
adalah sebagai berikut :
1) Kemampuan,
yang berarti pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara, sedangkan
pinjaman luar negri hanya sebagai pelengkap.
2) Penghematan
atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.
3) Penajaman
prioritas pembangunan, yang berarti mengutamakan pembiayaan yang lebih
bermanfaat.
b. Cara
Penyusunan APBN
APBN disusun melalui
cara-cara berikut ini :
1) Pemerintah
menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). RAPBN
disusun pemerintah atas dasar usulan anggaran yang dibuat oleh setiap departemen
atau lembaga negara yang diusulkan kepada pemerintah dalam bentuk DUK (Daftar
Usulan Kegiatan) dan DUP (Daftar Usulan Proyek). DUK diusulkan untuk membiaya
kegiatan rutin dan DUP diusulkan untuk membiayai kegiatan pembangunan.
2) Pemerintah
mengajukan RAPBN kepada DPR untuk dibahas.
3) DPR
membahas RAPBN dengan dua tujuan: diterima atau ditolak.
4) Jika
dierima, RAPBN akan disahkan menjadi APBN dan disampaikan kepada pemerintah
untuk dilaksanakan. Namu, jika ditolak, pemerintah harus menggunakan APBN sebelumnya.
c. Pelaksanaan,
Pengawasan, dan Pertanggungjawaban APBN
Penjelasan tentang
pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban APBN sebagai berikut :
1) Pelaksanaan
APBN
APBN
yang sudah disahkan digunakan pemerintah sebagai pedoman pendapatan dan
pengeluaran,sekaligus sebagai program kerja pemrintah selama satu tahun. Setiap
pengeluaran harus berdasarkan DIK (Daftar Isian Kegiatan) dan DIP (Daftar Isian
Proyek). Pembayaran DIK dan DIP dilakukan olelh Kntro Perbendaharaan dan Kas
Negara (KPKN) dalam bentuk SPMU (Surat Pemerintah Membayar Uang) yang dapat
ditukarkan dengan uang tunai.
2) Pengawan
APBN
Agar
tidak terjadi penyimpangan, pelaksanaan APBN harus diawasi. Lembaga yang
bertugas mengawasi APBN, di antaranya BPK (Badan Pengawas Keuangan) sebagai
instansi pengaawas tertinggi. Selain itu, masyarakat juga bisa turut serta
mengawasi pelaksanaan APBN.
3) Pertanggungjawaban
APBN
4) Pemerintah
mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN dalam bentuk PAN (Perhitungan Anggaran
Negara) yang disampaikan kepada DPR untuk diteliti.
Daftar Pustaka
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
Sasuke, Adwinyha Uchiha (01/2011). “Arus Perputaran Siklus Ekonomi.” http://hmjakuntansiunswagati.blogspot.com/2011/01/arus-perputaran-siklus-ekonomi-circular.html. (di akses tanggal 18 maret 2013)
jurnal mahasiswa (07/2011). “Sifat sifat produk nasional bruto.” http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertian-produk-nasional-bruto-gnp.html. (di akses pada tanggal 18 maret 2013)
http://www.aguschandra.com/2010/10/metode-ilmiah/https://arifazdzikri.wordpress.com/2013/03/04/konsep-pendapatan-nasional/
Rahadianryan. 2010. Pasar dan mekanisme
pasar (online),(http://rahadiancahyadi.blogspot.com/ diakses pada 18 maret 2013)
Riyanikusuma. 2011. KEBIJAKAN EKONOMI
(online), (http://riyanikusuma.wordpress.com di akses pada 18 maret 2013 )